Minggu ini saya menjalankan tugas mengajar di Program S2 CIO di Universitas Negeri Padang. Mengajar di UNP ini unik, karena selalu penuh dengan fun. Betapa tidak, sejak sebelum berangkat ke Padang, saya sudah ditanyai beberapa mahasiswa,”Pak Lukito mau jalan-jalan ke mana?” Kadang saya bingung sendiri, ini mau kuliah kok yg ditanyakan soal jalan-jalan.

Dan benarlah. Saat saya tiba pada hari Minggu, setelah dijemput di bandara, saya langsung dibawa ke Painan. Ada dua mobil berisi belasan mahasiswa yang mengantar jalan-jalan ke pantai Carocok dan bukit Langkisau. Dan hari-hari berikutnya ajakan berlanjut dengan mencicipi beberapa kuliner khas Padang.

Jadi, saya pergi ke Padang ini untuk mengajar atau untuk jalan-jalan dan wisata kuliner? Dua-duanya mungkin. Alhamdulillah Tuhan memberi saya kesempatan untuk melakukan hal-hal yang saya senangi. Anyway, catatan ini saya tulis bukan untuk bercerita tentang jalan-jalan dan wisata kuliner. Saya ingin berbagi tentang bagaimana saya bisa mendapatkan anugrah seperti ini.

Ceritanya dimulai kira-kira 11 tahun yang lalu, saat saya baru pulang dari studi S3. Sekembali ke jurusan, saya diberi tugas untuk mengajar dan membimbing di program S2 dan S3. Kebetulan pada masa-masa itu banyak mahasiswa S2 yang berasal dari perguruan-perguruan tinggi di daerah. Mereka adalah dosen-dosen muda yang baru saja memulai karir akademiknya.

Seperti halnya mahasiswa lainnya, kadang mereka mengalami kesulitan, terutama saat mengerjakan tesisnya. Sebagai pembimbing, saya mencoba membantu mereka. Yang saya lakukan sebenarnya tidak istimewa. Saya mencoba menemani mereka dalam menjalani proses tesisnya. Mereka saya biarkan mengeksplorasi sendiri, dan saya hanya akan masuk jika diperlukan. Mungkin yang agak berbeda adalah bahwa saya berusaha untuk hadir di tengah-tengah mereka, membuat mereka merasa nyaman dalam menjalani proses eksplorasinya. Alhamdulillah dengan cara seperti itu, mereka akhirnya bisa menuntaskan risetnya dan lulus dengan baik.

Setelah lulus, para mantan mahasiswa itu kembali ke perguruan tinggi asalnya masing-masing. Kebetulan lagi, saat itu sedang musimnya program-program hibah Dikti. Banyak perguruan tinggi di daerah yang mendapatkan hibah, dan banyak di antaranya yang mengusulkan program pengembangan TIK di kampus. Dan para dosen muda itu banyak yang dipercaya untuk menjalankan program-program hibah tersebut. Dalam pelaksanaannya, program-program hibah tersebut banyak memerlukan tenaga technical assistance. Dan saat mencari tenaga technical assistance, bisa ditebak siapa yang dihubungi oleh para dosen muda tersebut.

Saat itulah saya mulai banyak berkunjung ke perguruan-perguruan tinggi di daerah dan memulai petualangan jalan-jalan saya. Di perguruan-perguruan tinggi tersebut, kadang interaksi saya berlanjut. Tidak hanya sekedar memberikan technical assistance, tapi kemudian juga diminta memberikan kuliah tamu, mengisi seminar, dan sebagainya. Di UNP, hubungan ini berlangsung sampai sekarang. Pak Adri, mantan mahasiswa saya, sekarang dipercaya mengelola Program S2 CIO. Dan sejak tahun 2011 saya diminta mengajar di program itu. Lalu bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa yang suka jalan-jalan…

Kalau direnungkan, pengalaman saya sungguhlah amazing. Saya tidak melakukan sesuatu yang ‘besar’, tapi manfaat yang saya petik sungguh luar biasa. Jalan-jalan itu hanya salah satu. Masih banyak yang lain, seperti bertemu dengan banyak orang, bertambahnya wawasan dan pemahaman tentang kondisi pendidikan tinggi di Indonesia, terbukanya kesempatan untuk berbagi ilmu, dan sebagainya. Bagaimana semua ini terjalin secara rapi? Bagaimana dari awal yang setitik bisa menjelma menjadi akhir yang sebukit?

Secara teori hal ini bisa dijelaskan melalui fenomena network economy. Dalam sebuah jejaring (network), selalu terjadi proses-proses value creation yang sambung menyambung membentuk sebuah rantai nilai (value chain). Semakin ke hilir, nilai yang dihasilkan akan semakin tinggi. Saat pak Adri menjalankan program CIO, nilai dia sudah jauh lebih tinggi daripada saat masih menjadi mahasiswa saya dulu. Dan saat dia mengundang saya untuk mengajar di program CIO tersebut, saya mendapatkan “buah” yang matang dan manis dari proses value creation yang terjadi di situ.

Proses value creation yang terjadi di sebuah simpul jejaring selalu menuntut kontribusi dari pelakunya, si simpul tersebut. Kontribusi inilah yang akan menciptakan atau meningkatkan nilai dari obyek prosesnya. Obyek ini kemudian mengalami peningkatan-peningkatan pada simpul-simpul selanjutnya dalam rantai nilai. Karena rantai-rantai dalam jejaring saling terhubung satu sama lain, pada akhirnya efek total dari proses-proses value creation itu akan menyebar pula ke semua simpul di jejaring tersebut.

Dalam network economy berlaku prinsip “jumlah yang banyak”. Semakin banyak pihak yang menggunakan sebuah produk, semakin tinggi nilainya. Prinsip ini bisa dituliskan dalam bentuk yang berbeda: semakin banyak orang yang merasakan kontribusi kita, semakin besar manfaatnya. Tidak hanya bagi orang yang menerima, tapi bagi seluruh jejaring. Termasuk kita sendiri.

Jadi, banyak-banyaklah berkontribusi. Memberikan sesuatu yang kita miliki untuk membuat sesuatu yang lain menjadi lebih bernilai. Kerjakan saja tugas kita secara ikhlas, tulus, dan sepenuh hati. Tidak usah berpikir apa balasannya nanti untuk kita. Biarlah jejaring kita yang bekerja. Bukankah Tuhan juga menyuruh kita untuk banyak bersedekah. Dan kebaikan sekecil biji sawipun pasti akan berbuah kebaikan…