Hari-hari ini sedang musim pendaftaran mahasiswa S3. Banyak yang galau, bingung menemukan topik penelitiannya. Banyak yang mengusulkan topik “pengembangan sistem X menggunakan teknologi Y dan Z” (atau sejenisnya). Memang sistem X adalah sebuah sistem yang baru (belum pernah dibuat sebelumnya), tetapi kebaruan (novelty) yang diharapkan dari riset S3 bukanlah dalam bentuk implementasi. Pekerjaan mengimplementasikan itu memang tidak ringan, menuntut pikiran, waktu, dan tenaga, tapi riset S3 menuntut sesuatu yang lebih fundamental, lebih mendasar.
Coba bandingkan dengan topik berikut: bisakah membuat program komputer untuk mengukur panjang sisi-sisi sebuah lingkaran?
Topiknya sederhana, tapi dibalik kesederhanaan itu ada persoalan yang sangat mendasar. Ada challenge terhadap pemahaman yang umum berlaku: bahwa lingkaran itu bulat, karenanya tidak punya sisi. Challenge itu kemudian memaksa orang untuk mempertanyakan kembali pemahaman fundamental yang selama ini dianut: benarkah lingkaran tidak punya sisi? Bagaimana kalau dilakukan pendekatan diskret? Bagaimana jika lingkaran dianggap sebuah bentuk yang tersusun dari sisi-sisi kecil yang jumlahnya tak berhingga? Jika demikian halnya, bagaimana cara mengukur panjang sisi-sisi kecil itu? Sampai pada akhirnya muncullah pertanyaan tentang program komputer yang harus dibuat.
Nah, kira-kira begitulah ekspektasi terhadap sebuah topik riset S3. Ada intellectual challenge di dalamnya. Challenge yang memerlukan pemahaman dan insight secara mendasar untuk menghadapinya. Challenge yang tidak bisa diselesaikan melalui implementasi. Riset mahasiswa S3 kemudian menjadi perjalanan intelektual mahasiswa dalam menghadapi challenge tersebut. Dia harus memulai dengan mengusulkan cara pandang, teori, konsep, model, proses, cara, atau metodologi baru dalam usahanya menjawab problem risetnya. Inilah esensi dari sebuah penelitian S3: sesuatu yang baru dan orisinal pada tataran fundamental. Topik penelitian S3 harus bisa menggali kebaruan dan orisinalitas seperti ini.
Dalam contoh lingkaran di atas, dalam menjawab pertanyaan penelitiannya, mahasiswa tidak bisa langsung meloncat ke pembuatan program. Dia harus memulainya dengan menawarkan konsep baru: memandang lingkaran secara diskret. Konsep ini bernilai fundamental karena ia berbeda dari cara pandang umum yang berlaku. Dari sini, pertanyaan demi pertanyaan berikutnya akan bergulir seperti yang ditulis di atas, dan semuanya harus dijawab melalui proses-proses ilmiah.
Pada akhirnya mahasiswa akan membuat sebuah program komputer yang dapat menghitung panjang sisi-sisi lingkaran berdasarkan sebuah algoritma tertentu, tetapi fokus penelitiannya secara keseluruhan bukanlah pada program tersebut. Program tersebut lebih banyak berperan sebagai proof of concept, untuk membuktikan bahwa konsep usulannya memang benar-benar bisa menjawab challenge yang dihadapi.
Jika mahasiswa berhasil melakukan semua tahapan yang harus dijalaninya, dia akan menemukan sesuatu yang akan menjadi potongan baru dalam pohon ilmu pengetahuan. Inilah novelty yang dimaksudkan dalam penelitian S3. Inilah hasil yang diharapkan dari penelitian itu…